
Jakarta – Studi terbaru yang dilakukan seorang profesor dari Universitas Ryukyu, Jepang menemukan luka di tubuh manusia lebih lama sembuh dibanding hewan. Terutama bila dibandingkan dengan spesies primata lainnya.
Salah satu alasan dibalik hal ini kemungkinan berkaitan dengan sejarah evolusi manusia. Berbeda dengan primata, manusia berevolusi dengan menukar bulu di tubuhnya dengan kelenjar keringat.
Tapi benarkah begitu?
Kemampuan Regenerasi Hewan
Cedera atau terluka memang bagian dari kehidupan seluruh makhluk hidup. Namun, kemampuan untuk pulih dari cedera merupakan faktor penting agar makhluk hidup bisa bertahan hidup.
Luka bisa terjadi pada makhluk hidup karena infeksi dari suatu hal. Lokasi luka di mana pun pada bagian tubuh bisa memengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.
Contohnya luka di sekitar mulut dapat melemahkan hewan, karena dapat mengurangi asupan makanan mereka. Sementara luka di anggota gerak bisa menghambat kemampuan hewan untuk melarikan diri, mengejar mangsa, hingga mengakses makanan dengan cara lain.
Untuk menyembuhkan luka secara biologis, memerlukan energi dan komponen utama seperti protein dan karbohidrat untuk meregenerasi jaringan. Sayangnya di alam liar, sumber-sumber ini tidak selalu melimpah.
Akibatnya terjadi pertentangan antara tingkat prioritas penggunaan protein dan karbohidrat untuk sembuh dari luka, kebutuhan untuk tumbuh, dan/atau bereproduksi. Karena hal ini, penyembuhan atau regenerasi dari luka yang cepat merupakan aspek penting untuk bertahan hidup bagi hewan.
Penelitian yang dilakukan oleh Akiko Matsumoto-Oda ini berawal ketika ia mengamati baboons (babun) Kenya yang sedang berkelahi. Hasil akhir dari perkelahian itu adalah luka-luka ringan hingga serius di tubuh monyet tersebut.
Bukan hanya luka, ia juga memperhatikan bahwa monyet-monyet itu mampu pulih jauh lebih cepat daripada manusia. Hasil pengamatan ini dibawanya ke penelitian lebih lanjut.
Dikutip dari IFL Science, Matsumoto-Oda bersama rekan-rekannya melakukan percobaan untuk membandingkan tingkat penyembuhan manusia dengan mamalia lain. Hewan yang ikut serta dalam studi ini adalah tikus, mencit (tikus kecil), dan empat spesies primata lain.
Keempatnya adalah simpanse (Pan troglodytes), baboons zaitun (Papio anubis), monyet vervet (Chlorocebus pygerythrus), dan money Sykes (Cercopithecus albogularis).
Luka di Tubuh Manusia Lebih Lambat Sembuh dari Hewan
Setiap spesies memiliki kemampuan menyembuhkan luka dengan kecepatan yang berbeda-beda. Disebutkan bila manusia tampak sembuh lebih lambat dari hewan lainnya.
Penelitian sebelumnya tidak menjelaskan apakah kecepatan penyembuhan yang lambat ini hanya terjadi pada manusia. Untuk itu, Matsumoto-Oda mencoba menjawabnya.
Selama penelitian, ia dan rekan-rekannya membandingkan tingkat penyembuhan manusia. Responden yang ikut serta selain hewan pembanding adalah 24 pasien yang baru saja menjalani operasi pengangkatan tumor kulit.
Hewan-hewan ini dibius dan kemudian diberi luka sepanjang 4 centimeter melalui pembedahan. Tim juga mengamati luka yang terjadi secara alami pada lima simpanse yang ditawan.
Pengamatan dilakukan setiap hari. Hasilnya ditemukan bila luka manusia sembuh dengan kecepatan rata-rata 0,25 milimeter sehari, sedangkan luka hewan sembuh dengan kecepatan 0,61 millimeter sehari.
Para peneliti juga mencatat bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara penyembuhan luka di antara keempat spesies primata non-manusia. Baik primata, tikus, ataupun mencit.
Untuk itu, mereka menyimpulkan bila penyembuhan pada luka manusia lebih lambat dibandingkan nenek moyang kuno kita. Alasannya karena adaptasi evolusi manusia.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa penyembuhan luka yang lambat yang terjadi pada manusia bukanlah karakteristik umum di antara ordo primata. (penelitian juga) menyoroti kemungkinan adanya adaptasi evolusi pada manusia,” tulis ilmuwan dalam studi yang diterbitkan pada jurnal The Royal Society.
Evolusi yang dimaksud adalah perubahan pada kulit manusia. Manusia merontokkan bulu dan mengembangkan kelenjar keringat, akibatnya kepadatan rambut pada tubuh berkurang.
Karena tidak ada bulu, manusia berpotensi mengalami risiko cedera yang lebih tinggi. Lantaran tidak adanya perlindungan, kita membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa sembuh.
Para peneliti juga menyarankan dukungan sosial bisa membantu mengurangi bahaya penyembuhan luka manusia yang lambat. Ada bukti arkeologis yang mendukung gagasan ini.
Contohnya terlihat pada tengkorak berusia 1,8 juta tahun milik Homo erectus jantan tua yang tidak memiliki gigi. Setelah diteliti, ditemukan individu ini mungkin didukung oleh kelompok sosialnya dalam penyiapan makanan dan nutrisi.
Bukti lainnya terlihat pada sisa-sisa jasad laki-laki Neanderthal yang telah kehilangan lengan dan mengalami cedera tengkorak. Meski memiliki luka, ia mampu hidup hingga usia paruh baya.
Oleh karena itu, penelitian ini menjadi jawaban tentang bagaimana nenek moyang kita bisa beradaptasi dengan upaya penyembuhan yang lebih lambat. Tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan sebelum mengambil kesimpulan yang lebih luas.
“Pemahaman yang lebih komprehensif tentang penyebab utama penyembuhan luka yang tertunda pada manusia memerlukan pendekatan komprehensif. Mengintegrasikan data genetik, seluler, morfologi, fosil kerangka manusia, dan data primata nonmanusia yang masih ada,” tandas penulis.
Hi,
Well done on getting adsensenata.com live! It looks great. Might a dedicated community area be a way to substantially increase user engagement?
Imagine having a private, interactive area on your site – like a Facebook group but with your own logo – where your audience can connect, share, and feel a real sense of belonging, all without the noise of social network. As a digital marketing consultant, I’ve seen that this is a potent strategy for cultivating user loyalty and ensuring visitors return.
For new websites like yours, I can help you explore options to add this functionality. Actually, I can show you how to obtain complimentary access to an excellent platform for building your very own community space.
Would you like to find out more? Simply reply to this email, and I’ll send over the details.
Hoping for great things for your new site!
Best regards,
Cathleen Cottman
Digital Marketing Consultant
Hi there,
Are you looking to increase your online visibility and rank higher on Google? I’m Kanak, an SEO Manager with 8+ years of experience helping businesses grow through proven, results-driven SEO strategies.
Whether you’re aiming to boost traffic, improve conversions, or dominate your niche, I can help. I’d be happy to share our tailored SEO packages and real success stories that show how we’ve helped businesses like yours achieve top rankings.
If you’re interested, just send over your website URL and the keywords you’re targeting. I’ll prepare a personalized SEO plan designed to meet your business goals.
Looking forward to helping you reach the top!
Best regards,
Kanak
Hi,
I checked your website and noticed a few issues that might be hurting your Google rankings — like:
Low visibility for key search terms
Weak or missing Calls-to-Action (CTAs)
Slow page speed or lack of mobile optimization
These gaps often lead to missed traffic, fewer leads, and lower conversions.
I’d love to offer you a SEO + CTA audit to identify what’s holding your site back — and how to fix it.
Should I send the report over this week?
Thank you,
Manshi